Senin, 19 Oktober 2009

Jangan Memanjangkan Pandangan


Karena pandangan bagai anak panah beracun. Maka pengaruhnya terus berlanjut meskipun yang dipandang telah pergi. Menyita pikiran, melahirkan kesedihan dan menyemaikan benih birahi serta menumbuhkan hawa nafsu, persis anak panah beracun. Racun akan terus menyebar keseluruh tubuh kendati anak panah telah dicabut dari tempat luka. Karena rasa takut kepada Alloh swt dalam hati luntur, keberanian melanggar keharaman-keharamanNya semakin mengental dan seringnya memandang ketidaksenonohan, sehingga menghilangkan kepekaan perasaan hati, membuatnya menikmati perbuatan dosa, kecanduan dan menyenanginya ketika berhasil melakukan.

Karena orang-orang seperti Nabi Yusuf begitu langka, sementara rival-rival bidadari surga memamerkan diri melalui layar kaca, halaman-halaman surat kabar dan majalah. Kawan-kawan istri pembesar berbondong-bondong memenuhi jalanan-jalanan kota, seperti dilakukan saudari mereka sebelumnya, sebagaimana yang tertera dalam firman Alloh swt:

artinya: "dan dia menutup pintu-pintu" (QS. Yusuf: 23).

Masing-masing mereka berusaha memamerkan kemolekan tubuhnya dan memperlihatkan perhiasannya, seraya berkata:

Artinya: "seraya berkata: "Marilah ke sini." (QS. Yusuf: 23 )

Karena wanita adalah senjata setan yang paling kuat dan mematikan. Bila ia keluar dari rumah, maka setan menghias hiasinya. Nabi saw sendiri tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan kaum lelaki melebihi fitnah wanita. Dan fitnah pertama yang melanda bani Israel bersumber dari wanita. Semua ini merupakan peringatan dini dari pemangku risalah. Dan orang yang telah menyampaikan peringatan tidak bisa dipersalahkan.

Karena hawa nafsu merajalela, aurot bebas terbuka, bisnis tubuh sangat laris, keharaman itu telah 'melonggokkan kepalanya', rasa malu menjadi barang langka dan jalan keharaman telah menjadi badai. Sementara onak dan duri ditebar dijalan kehalalan. Kemungkaran mengenakan baju kebaikan. Api dipadamkan dengan menambah kayu bakar. Urusan kacau balau dan kegelapan-kegelapan menjadi tumpang tindih.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Text

"Dengan Kemurnian Merekat Persatuan" Copyright © 2009 Community is Designed by lembaga nurul ilmi