Senin, 26 Oktober 2009

Kerugian Mengumbar Pandangan

Abu Hamid Ghozali mengatakan:"Seandainya orang yahudi memberitahu bahwa makanan anda yang paling lezat tidak baik untuk perkembangan kesembuhan sakit anda, pasti anda sanggup bersabar tidak menyentuhnya, meninggalkannya dan anda memaksakan diri untuk hal itu. Lantas apakah sabda para Nabi saw yang diperkuat dengan berbagai jenis mukjizat dan firman Alloh swt dalam kitab-Nya itu pengaruhnya pada diri anda, tidak sehebat ucapan seorang yahudi yang memberi tahu anda berlandaskan praduga dan sangkaan, pun disertai akal yang terbatas dan ilmu yang tidak seberapa?. (lihat Ikhya' Ulumuddin: 4/ 442).

Saudara-saudaraku, tahukah kalian bahwa mengumbar pandangan merupakan pintu godaan syaithon yang paling luas? Sebab mata adalah organ tubuh yang tidak bisa kenyang. Lain dengan perut yang apabila telah penuh, maka tidak ada lagi keinginan melahap makanan. Adapun mata andaikata anda membebaskannya, maka ia tidak akan bosan-bosan memandang. Dan hasil yang dituai adalah:

1. Hati Terjelajah

Hati manusia tidak mampu memuat dua rival yang bertentangan; ada cahaya atau kegelapan, malaikat atau syaithon, petunjuk atau kesesatan. Bilamana tentara iman menguasai hati, maka tumbuhlah benih-benih kebaikan, cahaya-cahaya petunjuk dan obat-obat keta'atan. Namun jika tentara iblis yang bercokol, maka muncullah benih-benih kajahatan, penyakit-penyakit hawa nafsu dan racun kemaksiatan.

Melalui pandangan, tentara syaithon akan menyusup kedalam hati agar bisa berbagi kekuasaan dengan tentara Iman. Tapi syaithon itu karakternya selalu mendesak dan rakus, tidak mau berbagi. Sehingga, ia terus mengintai, menyimpangkan dan merusak. Mengawinkan pandangan dengan pandangan yang lain sampai keturunannya menguasai seluruh wilayah hati, mengibarkan panji kemenagan diseantero penjuru. Selanjutnya ia akan menghaturkan terima kasih kepada orang-orang yang berhak mendapat pandangan (zina).

Ibnu Sammun mengatakan:"Tidaklah engkau mendengar sabda Nabi saw:

"إِنَّ المَلَاءِكَةَ لَا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيْهِ صُوْرَةٌ أَوْ تِمْثَالٌ"

"Sesunggguhnya para Malaikat tidak memasuki rumah yang didalamnya ada gambar atau patung".

Bilamana Malaikat tidak mau masuk kedalam rumah yang ada gambar atau berhalanya, lantas bagaimana mungkin bukti-bukti kebenaran bisa merasuk kedalam hati yang ada bayangan-bayangan manusianya?!. (lihat Dzammil Hawa: 71).

Hubungan antara hati dan mata begitu erat. Mata ibarat air yang bermuara keteluk hati. Bila kejernihannya terkotori oleh pandangan yang tidak pantas atau gambar yang diharamkan, pastilah air teluk menjadi keruh dan berubah rasa serta bau. Akibatnya alih-alih Malaikat yang mendekat untuk memberi Ilham, malah syaithonlah yang menghampiri untuk menyesatkan.

Wahai orang yang suka mengumbar pandangan, bila mata merumput dilembah paras wanita-wanita cantik, niscaya membekaskan kerugian dalam hati. Bila mata mendatangi pasar keharaman, maka hati menyingkir pergi. Dan bila ia telah berlalu, maka hati kembali lagi. Bila hatimu hadir, maka hembusan pun mampu mengingatkanmu. Namun bila hati pergi maka seratus ribu Nabi pun tidak mampu menyampaikan peringatan kepada dirimu.

Seribu pintu aku tahu jalannya

Namun, tanpa hati, kemanakah aku akan melangkah pergi

2. Terjerumus dalam Jurang Asmara

Bila kebakaran dengan percikan api, maka cinta dimulai dengan pandangan. Jika lautan cinta bergelombang, maka ia akan mampu menenggelamkan. Sesuatu yang paling berbahaya bagi orang yang berenang adalah membuka kedua mata didalam air.

Kedua mataku bersengkongkol menumpahkan darahku

Duh, kenikmatan sesaat meninggalkan sakit berkepanjangan

Betapa aku menyesal, ketika penyesalan tidak lagi berlaku

Celaka daku, hawa nafsu kokoh semertara kaki tergelincir

Manakala manusia terperosok kedalam jurang cinta ini, maka hawa nafsu berubah menjadi tuhannya dan kekasih menjelma menjadi sesembahannya. Hawa nafsu memerintahnya, lalu ia melaksanakan. Kekasih melarang dan ia berhenti, baik halal atau haram, keadilan atau kesewenang-wenangan.

Cinta (asmara) adalah penyakit yang tidak mungkin bersarang ditubuh orang-orang yang selalu waspada dan bersungguh-sungguh. Akan tetapi, didalam tubuh orang-orang yang hampa penyakit ini bersarang dan dalam pikiran serta hati mereka ia bercokol.

Ibnu Aqil berkata:"Cinta (Al-'Isyq) adalah penyakit yang menyerang jiwa-jiwa yang kosong dan hati-hati yang hampa lagi berlumuran bayangan-bayangan pembangkit hawa nafsu. Bila dilengkapi dengan kecanduan berkumpul. Maka cinta tersebut akan semakin parah dan kerasan. Sehingga akibat dari kecanduan ini, penyakit itu menjelma menjadi kegilaan cinta. Tidak terjerat cinta kecuali orang yang hatinya hampa.

Asmara cinta merupakan penyakit kaum pengangguran dan orang yang hatinya hampa. Tidak pernah orang yang berilmu terjerat penyakit cinta. Sebab hati kaum berilmu sangat anti terhadap buaian bayangan makhluk, walaupun sangat mempesona. Bila hati mereka ini melihat maka hanya sejenak dan tidak terpesona. Sementara kecil kemungkinan lahir sebuah cinta dari pandangan sekilas dan tidak mungkin seorang yang bijak memandang terus-menerus. Sebab ia akan berlalu untuk mencari nilai-nilai hakiki. Barangsiapa mencari Ma'rifatulloh. Maka ia tidak bisa dihentikan dari pencarian tersebut oleh suatu bayangan yang akan menghalanginya dari Dzat yang Maha Membentuk Rupa". (lihat Dzammul Hawa: 244-245).

Ibnu Jauzi menulis sebuah buku yang mengupas tuntas seputar cinta dan bayangan-bayangannya, ia diberi judulDzammul Hawa (sisi buruk hawa nafsu). dalam buku ini, dia membawakan kisah orang-orang yang berhasil masuk jauh kedalam diri mereka, hingga mendorong sebagian mereka bunuh diri, membunuh kekasihnya, melakukan perzinaan, atau bahkan kekufuran –kita berlindung kepada Alloh- dari berbagai macam dosa besar serta perbuatan keji lainnya. orang yang cerdas adalah orang yang bisa mengambil nasehat dari peristiwa yang menimpa orang lain. Barang siapa pendengarannya tidak berguna, niscaya kedua matanya pun tidak berguna. Demi Alloh beritahukan kepadaku, masih adakah kerendahan yang lebih menyakitkan dari pada kerendahan seorang laki-laki yang berkata kepada kekasihnya (pacarnya):

Celaanmu padaku telah aku dengar, maka celalah...

Bukankah terucapnya namaku dimulutmu itu memuaskanku

Adakah kesesatan dan kekufuran yang menimpa seseorang seberat kekufuran yang melepaskan diri dari agama melalui ucapannya:

Kala sholat, aku melihat diriku menghadap kepadanya (wanita)

Dengan segenap wajahku, meskipun tempat sholat ada dibelakangku

Atau seseorang yang berubah menjadi monster dengan ucapannya:

Aku sholat dan menangis karena mengingatnya (wanita)

Aku rela celaka dari apa yang dicatat kedua Malaikat

Wahai yang mengumbar pandangan, bagaimana anda rela meniti jalan yang ujungnya seperti ini dan menanam pohon yang buahnya seperti ini? Bila setelah pembahasan ini anda juga tidak segera sadar dari kemabukan ini, maka timbanglah diri anda dengan neraca yang sangat akurat yang telah dibuat Ibnu Qoyyim. Semoga anda mau bertaubat, kembali dan mengetahui kedudukan anda disisi Dzat Yang Maha Mengetahui Keghoiban. Ia berkata:"Siapapun dari kalangan pekerja yang ingin mengetahui kedudukannya disisi jurang, maka hendaklah ia melihat pekerjaan apa yang diamanatkan kepadanya dan tugas apa yang diserahkan kepada dirinya".

Kata-kata saya ini jelas dan maknanya sangat gamblang. Akan tetapi, kaca mata hawa nafsu mampu mengaburkan ketajaman penglihatan orang yang terjerat cinta dan membutakan mata hati mereka. Bila mereka mau melepaskannya, pasti mereka mendapat petunjuk dan mampu melihat jalan dengan terang benderang. Lalu mereka dapat melewatinya.

3. pandangan itu beranak pinak

pandangan melahirkan besitan hati, besitan hati melahirkan pikiran, pikiran melahirkan hasrat, hasrat melahirkan keinginan, keinginan melahirkan tekad. Bila tekad kuat, maka terjadilah sesuatu yang dilarang dan terjerumus dalam perbuatan maksiat.

Semua peristiwa dimulai dari pandangan

Api yang besar berasal dari bunga api yang kecil

Betapa pandangan mampu mengharu-birukan hati

Laksana anak panah diantara busur dan tali

Selagi seorang hamba membolak-balikan matanya

Pada obyek-obyek pandang nan mempesona, ia terancam bahaya

Bola matanya dimanjakan dengan sesuatu yang membuat jantung berdetak kencang

Celakalah, kebahagiaan yang berubah malapetaka

Bila muncul suatu pemandangan tidak halal dihadapan anda, maka ketahuilah bahwa hakikatnya itu sebuah anak panah iblis yang beracun. Ia arahkan pada hati anda untuk dibidikkan. Karenanya, berlindunglah dengan perisai firman Alloh swt:

Artiya:"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. An Nuur: 30)

Supaya anda menjadi bagian orang-orang yang diselamatkan oleh Alloh swt.

Alloh swt berfirman:

Artiya:"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Alloh, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhoan Alloh. dan Alloh mempunyai karunia yang besar". (QS. Ali 'Imran: 174)

Pandangan

Bersitan Hati

Pikiran

Hasrat

Keinginan

Tekad

Perbuatan Maksiat

Ditanya kepada Wuhaib bin Ward: apakah orang yang bermaksiat kepada Alloh bisa mengecap nikmat ibadah?" ia menjawab: "Tidak. Demikian pula orang yang berniat melakukan kemaksiatan". (Sifatush Shofwah: 2/132)

Betapa berharga apa yang diajarkan Wuhaib kepada kita. Betapa harum mawar-mawar petuah yang dihadiahkan Ibnu Wardi kepada kita. Jadi tidak terkecapnya kelezatan ibadah merupakan hukuman Alloh swt untuk orang yang lebih mementingkan dan mendahulukan kecintaan kepada makhluk. Sehingga ia mengembangkan potensi dosa dan mematikan bakat kebaikan, thowaf mengelilingi hawa nafsunya sebanyak tujuh kali dan melakukan sa'i antara bukit permainan dan kelalaian selama hayatnya. Tidak terkecapnya kelezatan ini pada hakekatnya adalah sebuah nikmat, dan hukuman ini sebenarnya suatu anugerah, karena menjadi cambuk peringatan bagi hamba kala berlumuran dosa saat lalai atau menuruti hawa nafsu. Sehingga, ketika ia sadar telah kehilangan manisnya keta'atan dan kelezatan munajat, maka ia akan mengevaluasi diri, berintropeksi dan memberi pelajaran pada jiwa.

4. Apakah Anda Hendak Mengambil Sesuatu Yang Rendah Sebagai Pengganti Yang Lebih Baik?

Memandang sesuatu yang tidak halal mampu merangsang untuk memikirkan sesuatu yang haram. Seandainya hal itu untuk merenungkan kekuasaan Alloh swt dilangit dan dibumi, pastilah menjadi ibadah yang sangat baik dan berbuah peningkatan iman, bertambahnya keyakinan dan semakin tingginya derajat disisi Alloh swt.

Memandang sesuatu yang tidak halal melahirkan kesedihan akibat belalunya kenikmatan yang haram. Seandainya hal itu adalah kesedihan terhadap kondisi kaum muslimin dan pertumpahan darah diantara mereka dari berbagai penjuru dunia. Niscaya hal ini menjadi satu tanda keimanan dan bukti kuatnya pertautan serta tulusnya ikatan persaudaraan. Alloh swt berfirman:

Artinya:"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara". (QS. Al Hujuraat: 10)

Memandang sesuatu yang haram berarti menghabiskan waktu dalam dosa dan kemaksiatan, padahal keduanya adalah harga untuk membeli neraka. Andaikata waktu ini diisi dengan keta'atan kepada Alloh swt, niscaya akan mengahasilkan keberuntungan dan kelezatan memandang Alloh swt Yang Maha Mulia.

Memandang sesuatu yang haram melelehkan air mata lantaran sedih berpisah dengan pujaan hati. Andaikata deraian air mata ini takut karena Alloh swt, niscaya pemiliknya sangat beruntung mendapat naungan 'Arsy Ar-Rohman dihari tidak ada naungan selain naungan-Nya.

Memandang sesuatu yang haram berarti menggerakkan kaki dan telapak tangan dalam pertemuan-pertemuan tidak berguna serta janji-janji hawa nafsu. Seaindainya kaki-kaki itu melangkah dalam rangka berkhidmah kepada Alloh swt dan jari-jari ini menari-nari menulis ajaran Nabi saw, pastilah pemiliknya akan memperoleh balasan diakhir khidmah dan berhak bersanding dengan pemilik ajaran-ajaran tersebut disurga yang penuh kenikmatan.

Wahai saudaraku, dengarkanlah baik-baik dengan hati anda perkataan yang semerbak wewangian petunjuk ini, "Engkau memiliki barang-barang yang berharga; air mata, darah, nafas, gerakan, ucapan dan pandangan. Jangan engkau gunakan dalam sesuatu yang tidak bermanfa'at. Pantaskah engkau menangisi sesuatu yang tidak kekal? Atau, menghela nafas karena menyesali sesuatu yang fana? Atau mengorbarkan nyawa untuk wajah yang tidak seberapa lama, kemudian akan hilang?.

5. Pandangan = Dosa

Prinsip dalam perang tanding adalah setiap kesalahan bisa berakibat kematian.

Sesungguhnya mata-mata indah nan jelita

Mampu membunuh, namun tak dapat menghidupkan korbannya

Merobohkan pemilik kecerdasan hingga tak mampu bergerak

Padahal ia makhluk Alloh yang paling rapuh susunannya

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, selaku dokter syar'i yang beriman telah mendiagnosa gejala-gejala penyakit yang bisa mengakibatkan kematian hati. Dalam kesimpulannya, ia menuliskan beberapa pengaruh buruk dosa sebagai berikut:

· Berkurangnya taufiq Alloh swt (pada pelakunya).

· Pendapat yang menyimpang

· Tersamarnya kebenaran

· Rusaknya hati

· Dangkalnya ingatan

· Menyia-nyiakan waktu

· Menjauhnya dari makhluk

· Munculnya keterasingan antara hamba dengan Robbnya

· Tidak diijabahi (dikabulkan) do'anya

· Kekerasan hati

· Hilangnya berkah rezeki dan usia

· Menjauhi ilmu

· Tertimpa kerendahan dan dihinakan musuh

· Dada yang sempit

· Ujian berupa teman-teman buruk yang merusak hati dan membuang-buang waktu.

· Kegundahan dan kesedihan yang berlarut-larut

· Kehidupan yang sempit dan buramnya hati

Semua ini lahir dari perbuatan maksiat dan kelalaian dari mengingat Alloh swt, seperti tumbuhnya tanaman dari air dan kebakaran dari api. Sedangkan, kebalikan dari hal-hal ini lahir keta'atan. (lihat Al-Fawa'id)

Selain gejala-gejala diatas, masih ada lagi penyakit yang lain seperti; tidak suka bertemu dengan Alloh swt (takut mati), takut terhadap hisab dan hukuman. Untuk masalah ini, coba anda dengarkan dengan seksama ungkapan Ibnu Jauzi. Karena boleh jadi anda tidak akan mendengar dari selain dirinya,"Jauhilah olehmu akan perbuatan-perbuatan dosa. Andaikata dosa-dosa hanya mengakibatkan perasaan benci bertemu, itu sudah cukup sebagai sanksinya. Hal terindah bagi Ya'qub melihat Yusuf kembali, sementara yang paling tidak disukai saudara-saudara Yusuf adalah bertemu dengannya lagi". (lihat AL-Latho'if: 62 Ibnu Jauzi)

Kini, coba anda tanyakan pada diri anda, wahai pemilik pandangan yang berdosa: warisan siapakah yang akan anda dapatkan? Warian Ya'kub ataukah peniggalan anak-anaknya?.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Text

"Dengan Kemurnian Merekat Persatuan" Copyright © 2009 Community is Designed by lembaga nurul ilmi