Jumat, 13 November 2009

Aku Bertawakkal kepada Alloh Ta'ala

Definisi Tawakkal.

Tawakkal sering diucapkan banyak orang disetiap pagi dan moment. Tapi, sedikit dari mereka yang memahami maknanya. Lalu diantara yang sedikit ini, sedikit pula yang menerapkannya dan merubahnya dari ungkapan kata realitas kongkrit di kehidupannya bersama dirinya sendiri, Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan masyarakat.

Tawakkal ialah anda melimpahkan seluruh urusan anda kepada Alloh Ta'ala. Tawakkal juga berarti percaya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, beriman kepada kemampuan, kekuatan, dan ilmu-Nya. Jadi, tawakkal ialah bersandar secara total kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang diiringi dengan usaha dan hasilnya ialah beriman secara nyata kepada sebagian nama dan sifatNya.

Ibnu Qoyyim rohimahulloh berkata: "Tawakkal itu separoh agama dan separoh lainnya adalah inabah (taubah). Agama itu ibadah dan isti'anah (minta pertolongan). Tawakkal ialah minta pertolongan dan inabah adalah ibadah.”

Jika anda minta pertolongan kepada Alloh Ta'ala, itu berarti anda mengakui diri anda lemah dan bodoh, beriman kepada ilmu Alloh dan kekuasaan-Nya. Lalu, anda tunduk kepada-Nya, minta pertolongan-Nya, dan mencintai-Nya. Itu semua makna Ibadah.

Nabi Yusuf ‘Alaihisallam dan Dua Shahabatnya

Ditafsirnya, Ibnu Qoyyim rohimahulloh menguatkan pendapat bahwa hukuman Alloh Ta'ala kepada Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam, berupa mendekam beberapa tahun dipenjara disebabkan beliau minta pertolongan manusia, sebelum kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu terjadi saat Nabi Yusuf berkata kepada shahabatnya, yang beliau yakini akan bebas.

اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ

"Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". (QS. Yusuf: 42)

Yang dimaksud dengan kata tuanmu pada ayat ini adalah rajamu. Dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ

"Maka syaitan menjadikan dia lupa ingat tuhannya". (QS. Yusuf: 42).

Maksudnya syaithon membuat Nabi Yusuf alaihissalam lupa minta pertolongan kepada Alloh ta'ala, dengan menyebut tuhan hakikinya malah minta pertolongan kepada manusia. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ

"Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya". (QS. Yusuf: 42).

Alloh ta'ala tidak rela seseorang minta bertawakkal kepada selain dia, karena selain Dia tidak punya daya dan upaya. Selain Dia kendati punya kekuatan digdaya, kekuasaan tidak terbatas, persenjataan modern, namun ia tidak lebih dari salah seorang hambaNya, dimana seluruh gerakan, bisikan, dan keinginannya berada dibawah keinginan dan kekuasaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Maryam Menggoyang Pohon Kurma

Kita kagum dengan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala disurat Maryam:

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu". (QS. Maryam: 25)

Bagaimana mungkin Maryam dalam kondisi nifas, lelah, dan capek setelah melahirkan, hingga tidak dapat bergerak sedikitpun, tetapi mampu menggoyang pohon kurma? Padahal kita tahu pohon kurma itu pohon paling kokoh dan akar-akarnya paling kuat dibandingkan pohon-pohon lain? Selain itu, tandan pohon kurma, yang perlu digoyang agar kurmanya jatuh tentu tinggi sekali, hingga tidak mampu dijangkau tangan bagaimana Maryam, yang notabene wanita, yang diantara karakternya lemah, ditambah dengan kondisi lemah setelah melahirkan dan hamil, serta kondisi kejiwaan tidak ideal sebab ia ketakutan dituduh pezina oleh keluarganya padahal ia orang yang suci, tapi ia sanggup menggoyang pohon kurma?

Itulah ketentuan Alloh ta'ala dalam mencurahkan tenaga, agar makna hakiki tawakkal terealisir dengan manis. Karena itu, orang yang bertawakkal kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala harus mencurahkan tenaga dan usaha. Inilah ketetapan Alloh ta'ala. Makna ini terlilhat dengan jelas dibanyak ayat Al-Qur'an dan siroh Nabi Shollallohu’alaihi wa Sallam. Kita lihat firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala :

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Maka (yang sebenarnya) bukan kalian yang membunuh mereka, akan tetapi Allohlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Alloh-lah yang melempar. (Alloh berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Anfaal: 17).

Itu setelah Nabi Shollallohu’alaihi wa Sallam mengambil segenggam tanah dan melemparkannya kewajah orang-orang kafir disalah satu perang. Lalu tanah mengenai mata seluruh orang kafir dan menjadi salah satu sebab kemenangan kaum muslimin. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menghendaki usaha tersebut pada Rosululloh Shollallohu’alaihi wa Sallam, yaitu melempar segenggam tanah, sedang pemberi kemenangan hakiki adalah Aloh Subhanahu wa Ta’ala sendiri. Karena itu, Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak "memperhitungkan" lemparan Rosululloh Shollallohu’alaihi wa Sallam dan menganggap lemparanNya. Sebab setelah bertawakkal kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, Rosululloh Shollallohu’alaihi wa Sallam tidak menambah sesuatu apapun diusaha beliau. Hal yang sama terjadi pada tongkat Nabi Musa alaihissalam.

Ah, Seandainya Kita Bersama Mereka!

Sungguh berbahagia orang yang menerapkan makna hakiki tawakkal diseluruh aspek kehidupannya, karena ada bebagai kabar gembira untuknya. Yaitu seperti berikut:

1) Ia punya kans besar masuk kelompok tujuh puluh ribu orang masuk surga tanpa hisab, seperti disebutkan di shohih Al-Bukhori dan Muslim serta ayat:

وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Artinya:"Dan hanya kepada Allohlah mereka bertawakkal". (QS. Al Anfaal: 2).

2) Pengenalannya kepada Alloh ta'ala meningkat ketika ia merealisir nama dan sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, seperti Al-Qodir (Maha Kuasa), Ar-Rozzaq (Pemberi Rizqi), Al-Muhyi (Dzat yang Menghidupkan), Al-Mumit (Dzat yang Mematikan), dan lain-lain. Ia pun makin dekat dengan-Nya.

3) Ia tidak melakukan syirik dan tidak tertarik kepada apa saja selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Ia juga semakin mulia.

4) Ia makin ridho dengan takdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Inilah kepasrahan total hati kepada-Nya.

5) Hatinya tidak ada lagi takut kepada makhluk. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

"(yaitu) orang-orang (yang mentaati Alloh dan Rosul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Alloh menjadi penolong kami dan Alloh adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali-Imran:

6) Ia semakin mendapatkan petunjuk, dilindungi dari hal-hal yang buruk, dan seluruh kebutuhannya dicukupi . Rosululloh Shollallohu’alaihi wa Sallam bersabda:

مَنَ قَالَ يَعْنِيْ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَا حَوْلَا وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ ، يُقَالُ لَهُ: هُدِيْتَ وَوُقِيْتَ وَكُفِيْتَ. فَيَقُوْلُ الشَّيْطَانُ لِأَخَرٍ: كَيْفَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ

"Barangsiapa ketika keluar rumah berkata: 'Dengan menyebut nama Alloh, aku bertawakkal kepada-Nya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan-Nya', maka dikatakan kepadanya: engkau mendapatkan petunjuk, dilindungi, dan dicukupi'. Syaithon berkata kepada (syaithon) yang lain: Bagaimana (engkau menaklukkan) orang yang telah mendapat petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. At-tirmidzi dan dishohihkan Syaikh Al-Bani)

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Text

"Dengan Kemurnian Merekat Persatuan" Copyright © 2009 Community is Designed by lembaga nurul ilmi