Senin, 09 November 2009

Beriman Kepada Para Rosul


A. Urgensi Iman Kepada Para Rosul.
Mengimani para Rosul 'alaihimus salaam merupakan salah satu pokok sendi dasar keimanan seseorang. Tegasnya iman kepada para Rosul merupakan salah satu rukun iman yang diwajibkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Rosul 'alaihimus salaam merupakan wasithon (perantara) yang menghubungkan Alloh dengan hamba-Nya dalam proses penyampaian risalah kebenaran, dan mereka juga bertugas menegakkan hujjah atau bukti akan kebenaran-kebenaran tersebut.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ}
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kalian dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rosul-Rosul).” (QS. An Nahl [16]: 36).
Adapun dalil yang mewajibkan beriman kepada para Rosul 'alaihimus salaam sangat banyak sekali, diantaranya:
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
:"Bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Alloh, hari Kemudian, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab, Nabi-Nabi ...". (QS. Al Baqarah[2]: 177)
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
artinya "Rosul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Robbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Rosul-Rosul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rosul-Rosul-Nya". (QS. Al Baqarah [2]: 285)
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيْنَ اللّهِ وَرُسُلِهِ وَيقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُواْ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً . أُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا}
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Alloh dan Rosul-Rosul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Alloh dan Rosul-Rosul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)". (QS. An Nisaa' [4]: 150-151)
Dari ayat-ayat tersebut diatas, secara langsung Alloh subhanahu wa ta'ala mengaitkan antara iman kepada para Rosul 'alaihimus salaam dengan iman kepada diri-Nya, malaikat dan Kitab-Nya. Bahkan Alloh jiga menegaskan kekufuran setiap orang yang membedakan antara keimanan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala dengan keimanan kepad para Rosul-Nya. (lihat ila Shohih Al-I'tiqod: 132).
Adapun dalil-dalil yang mewajibkan keimanan kepada para Rosul dari Hadits Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam ketika Malaikat Jibril bertanya kepadanya, maka beliau menjawab:
الْإِيمَانِ. قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاَللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
:"Iman adalah engkau beriman kepada Alloh subhanahu wa ta'ala, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para Rosulnya, Hari Kemudian dan mengimani takdir yang baik dan yang buruk". (HR. Muslim: 1, kitab Al-Iman).
B. Definisi Nabi dan Rosul serta Perbedaan Keduanya.
Secara bahsa Nabi (نَبِيٌّ) berasal dari akar kata an-naba' (النَّبَأُ) yang artinya adalah berita (الخَبَرُ).
Adapun secara istilah Nabi adalah seorang (manusia ) laki-laki pilihan Alloh subhanahu wa ta'ala yang diberikan tugas menyampaikan wahyu atau syari'at Alloh subhanahu wa ta'ala, yang telah ditugaskan kepada Nabi atau Rosul pendahulunya.
Dari dua pengertian ini, dapat kita pahami hubungan antara arti secara bahasa dan arti secara istilah yaitu bahwasanya Nabi adalah pembawa berita (المُخْبِرُ) dari Alloh subhanahu wa ta'ala.
Adapun Rosul (الرَّسُوْلُ) secara bahasa berasal dari kata al-irsal (الإِرْسَالُ) yang berarti at-taujih (التَّوْجِيْهُ) yaitu bimbngan atau pengarahan.
Adapun secara istilah Rosul adalah seorang laki-laki pilihan Alloh subhanahu wa ta'ala, yang telah diberi wahyu (syari'at) baru/tersendiri dari Rosul sebelumnya, yang ditugaskan untuk mendakwahkannya kepada kaumnya, walaupun orang-orang yang menetangnya.
Dari definisi antara Nabi dan Rosul di atas, dapat kita simpulkan bahwa Nabi berbeda dengan Rosul. Secara umum dapat kita katakan bahwa risalah atau misi seorang Rosul bersifat lebih umum. Setiap Rosul pasti Nabi dan tidak semua Nabi Rosul, karena Nubuwah (kenabian) merupakan bagian dari pada Risalah (kerosulan).
Perhatian bagan berikut:
Perbedaan dan persamaan antara Nabi dan Rosul adalah:
SUDUT PANDANG NABI ROSUL
Pelaku Manusia Manusia
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Asal Wahyu Meneruskan wahyu / syari'at Nabi / Rosul terdahulu. Disyariatkan dengan syari'at baru.
Seluruh para Nabi 'alaihimus salaam dan para Rosul 'alaihimus salaam ditugaskan kepada kaumnya khusus, kecuali Muhammad Rosullulloh sholallohu 'alaihi wa sallam diutus untuk seluruh ummat
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui". (QS. Saba' [34]: 28)
عَنْ جَابِرٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أُعْطِيتُ خَمْساً، لَمْ يُعْطَهُنَّ أحَدٌ قَبْلِيْ:......وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً ، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً".
Diriwayatkan dari Jabir rodhiyallohu 'anhu bahwasannya Nabi sholallohu 'alaihi wa sallama bersabda: "saya telah diberi lima (perkara) yang tidak diberikan kepada seseorangpun sebelumku (yaitu):.....(diantaranya) dan para Nabi diutus kepda kaumnya khusus, dan saya diutus kepada (seluruh) manusia secara umum. (HR. Bukhori: 335 dan Muslim: 521 )
C. Hakikat Iman Kepada Rosul.
Secara umum, setiap muslim harus beriman bahwa Alloh subhanahu wa ta'ala telah mengutus para Rosul kepada setiap ummat dari kalangan mereka sendiri, untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Mereka adalah para da'i kebenaran yang hakiki.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ}
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kalian dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rosul-rosul)". (QS. An Nahl [16]: 36)
{رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا}
Artinya:"(mereka kami utus) selaku Rosul-Rosul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah diutusnya Rosul-Rosul itu. dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. An Nisaa' [4]: 165)
"Dan tidaklah Kami mengutus para Rosul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan". (QS. Al An'am [6]: 48)
Iman kepada para Rosul 'alaihimus salaam pada intinya mengandung enam (6) unsur yaitu:
1) Beriman bahwa risalah mereka benar berasal dari Alloh subhanahu wa ta'ala tidak ada perbedaan antara mereka. Maka barangsiapa yang mengingkari risalah mereka, berarti mereka telah mengingkari seluruh Rosul 'alaihimus salaam.
{إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيْنَ اللّهِ وَرُسُلِهِ وَيقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُواْ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً . أُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا}
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Alloh dan Rosul-Rosul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Alloh dan Rosul-Rosul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)". (QS. An Nisaa' [4]: 150-151)
Barangsiapa mengingkari Nabi Isa dan Nabi Musa 'alaihima sallam, maka dia telah mengingkari para Rosul 'alaihimus salaam seluruhnya. Dan keluar dari agama Islam.
2) Mengimani para Rosul 'alaihimus salaam yang sudah kita ketahui nama-namanya secara tafshil (terperinci), sebagaimana Al-Qur'an telah menyebutkan 25 Rosul.
Adapun para Rosul yang tidak kita ketahui namanya, maka kita mengimaninya secara global
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ}
"Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rosul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu". (QS. Al Mu'min [40]: 78)
3) Membenarkan setiap hal yang benar dari berita-berita mereka dan terdapat nash-nash dari Al-Qur'an dan Sunnah yang shohih.
4) Mengimani mu'jizat para Rosul, dan menjaga hak-hak mereka, dan beradab kepada mereka, serta tidak mengutamakan atas mereka salah seorang dari manusia baik dia wali, imam, ataupun lainnya.
5) Mengimani bahwa penutup para Nabi dan para Rosul adalah Nabi kita Muhammad sholallohu 'alaihi wa sallam, maka tidak ada Nabi setelahnya.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
{ مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا }
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rosululloh dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al Ahzab [33]: 40)
Syari'atnya adalah syari'at yang menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
{وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ عَمَّا جَاءكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاء اللّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَـكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُم فَاسْتَبِقُوا الخَيْرَاتِ إِلَى الله مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ . وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللّهُ إِلَيْكَ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللّهُ أَن يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ . أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ}
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Alloh turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Alloh menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Alloh hendak menguji kalian terhadap pemberian-Nya kepada kalian, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Alloh-lah kembali kalian semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada kalian apa yang Telah kalian perselisihkan itu. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Alloh, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Alloh kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang Telah diturunkan Alloh), Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Alloh bagi orang-orang yang yakin ?". (QS. Al Maa-idah [5]: 48-50)
Seorang hamba tidak menjadi seorang yang beriman, sampai dia menerima hukum-hukkumnya dan mengamalkannya.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
{ فَلاَ وَرَبِكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُواْ فِيْ أَنْفُسِهِمْ حَرَجَاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً}
"Maka demi rOBBmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (QS. An Nisaa' [4]: 65)
D. Buah Beriman Kepada Para Rosul.
1) Mengetahui Alloh subhanahu wa ta'ala dengan pengetahuan yang benar dari jalan yang dibawa oleh para Rosul 'alaihimus salaam.
2) Mengetahui rohmat dan perhatian Alloh subhanahu wa ta'ala kepada hamba-hambanya dengan mengutus para Rosul untuk memberikan petunjuk dan bimbingan menuju shirotol mustaqim, serta menjelaskan tata cara peribadatan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala dengan cara yang benar.
3) Mensyukuri nikmat Alloh subhanahu wa ta'ala yang sangat besar dengan diutusnya para Rosul. Yang memberikan kabar gembira dengan pahala yang agung bagi orang yang beriman kepada mereka. Yang memeringatkan kepada orang-orang yang mengingkari mereka dengan adzab yang pedih.
4) Mencintai, menghormati, memberikan pujian yang layak kepada para Rosul. Karena mereka adalah para utusan Alloh subhanahu wa ta'ala yang senantiasa beribadah kepada-Nya, berdakwah dan tak segan-segan untuk selalu menasehati ummatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Text

"Dengan Kemurnian Merekat Persatuan" Copyright © 2009 Community is Designed by lembaga nurul ilmi