Jumat, 06 November 2009

Qolbun Salim (Hati yang Bersih)


Salah satu do`a Ibrohim Alaihis sallam di dalam Al-Qur`an adalah

Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih (qolbun salim).” (Qs. asy Syu`aro[26]: 87-89)

Ayat ini mengajarkan kepada kita beberapa renungan yang amat mulia :

1. Berdo`a merupakan salah satu peribadatan yang mulia, sikap yang dicontohkan oleh seluruh rosul dan anbiya. Ibrohim `alaihis salam adalah salah satu rosul dan nabiyulloh yang mencontohkan sikap yang mulia tersebut.

Rosululloh sellewlohu `alaihi wa sallam bersabda :

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

Do`a adalah ibadah”. (Hr. At Tirmidzi)

2. Hari kebangkitan merupakan hari yang sangat dahsyat dan mengerikan, sampai-sampai seorang nabipun berharap dengan memelas agar tidak dihinakan pada hari itu. Ya.. hari di saat harta dan para putra mahkota tiada berguna bagi kita. Harta yang dimiliki kita sepanjang hidup di dunia dan putra mahkota sebanyak apapun keberadaannya tiada sama sekali dapat membantunya selamat dari murka Alloh, adzabNya dan dari api neraka yang menyala-nyala.

3. Sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi diri seseorang di hari kiamat adalah qolbun salim (Qolbu yang selamat).

Apakah qolbun salim itu ?

Ibnu Sirin rohimahuwloh berkata :

القَلْبُ السَّلِيْمُ : أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ اللهَ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لاَ رَيْبَ فِيْهَا وَأَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي القُبُوْرِ

Qolbun salim adalah qolbu yang berilmu (mengetahui) bahwa Alloh itu adalah kebenaran, hari kiamat itu pasti tiba tanpa keraguan, dan Alloh akan membangkitkan siapa saja yang ada di dalam kuburan”.

Ibnu Abbas rodiyallohu `anhuma berkata :

القَلْبُ السَّلِيْمُ : أَنْ يَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

Qolbun Salim adalah qolbu yang bersyahadah bahwa tidak ada Ilah Yang berhak diibadahi kecuali Alloh”.

Mujahid, Al Hasan dan lain-lain berkata :

žwÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OŠÎ=y يَعْنِي مِنَ الشِّرْك

Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih yaitu dari kesyirikan”.

Sa`id bin Al Musayyib rohimahuwloh berkata :

القَلْبُ السَّلِيْمُ : هُوَ القَلْبُ الصَّحِيْحُ وَهُوَ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ لِأَنَّ قَلْبَ الْكَافِرِ وَالْمُنَافِقِ مَرِيْضٌ

Qolbun salim adalah qolbu yang sehat yaitu qolbunya orang yang beriman. Karena, qolbunya orang kafir dan munafiq adalah qolbu yang sakit”.

Abu Utsman An Naisaburi rohimahuwloh berkata :

هُوَ القَلْبُ السَّالِمُ مِنَ الْبِدْعَةِ المُطْمَئِنُّ بِالسُّنَّةِ

Qolbun salim adalah qolbu yang selamat dari bid`ah dan tentram di dalam sunnah”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 994)

Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata :

وَ لاَ تَتِمُّ لَهُ سَلاَمَتُهُ مُطْلَقًا حَتَّى يَسْلِمَ مِنْ خَمْسَةْ أَشْيَاءَ : مِنْ شِرْكٍ يُنَاقِضُ التَّوْحِيْدَ وَبِدْعَةٍ تُخَالِفُ السُّنَّةَ وَشَهْوَةٍ تُخَالِفُ الأَمْرَ وَغَفْلَةٍ تُنَاقِضُ الذِّكْرَ وَهَوَى يُنَاقِضُ التَّجْرِيْدَ وَالإِخْلاَصَ

Tidak sempurna keselamatan qolbu secara mutlak kecuali sampai dia selamat dari 5 hal :

1. (Selamat dari) syirik yang bertentangan dengan tauhid.

2. (Selamat dari) bid`ah yang menyelisihi sunnah.

3. (Selamat dari) syahwat yang menyelisih perintah (syari`ah)

4. (Selamat dari) lalai (ghoflah) yang bertentangan dengan ingat (dzikr)

5. (Selamat dari) hawa (kecenderungan diri) yang bertentangan dengan ikhlas..

(Lihat Al Jawab Al Kafi : 158-159)

RENUNGAN KEDELAPAN

KELUASAN JIWA

Alloh Subhanahu wa Ta`ala berfirman :

`yJsù ϊ̍ムª!$# br& ¼çmtƒÏôgtƒ ÷yuŽô³o ¼çnuô|¹ ÉO»n=óM~Ï9 ( `tBur ÷ŠÌãƒ br& ¼ã&©#ÅÒムö@yèøgs ¼çnuô|¹ $¸)Íh|Ê %[`tym $yJ¯Rr'Ÿ2 ߨè¢Átƒ Îû Ïä!$yJ¡¡9$# 4 šÏ9ºxŸ2 ã@yèøgs ª!$# }§ô_Íh9$# n?tã šúïÏ%©!$# Ÿw šcqãZÏB÷sムÇÊËÎÈ

Barangsiapa yang dikehendaki Alloh diberikan petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Alloh kesesatannya, niscaya Alloh menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Alloh menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Qs. Al An`aam [6] : 125)

1. Orang yang dilapangkan dadanya menerima Islam seperti tafsir yang diuraikan Ibnu Katsir Rohimahulloh adalah :

يُيَسِّرُهُ لَهُ وَيُنْشِطُهُ وَيُسْهِلُهُ

- Diarahkan kepada Islam

- Ditumbuhkan jiwa semangat terhadap Islam

- Dimudahkan di dalam Islam

2. Bagaiman ciri-ciri bahwa seseorang mendapatkan hidayah dari Alloh Subhanahu wa Ta`ala ?

- Ibnu `Abbas rodiyallohu `anhuma (yang juga didukung oleh tafsir Abu Malik rohimahulloh dan lain-lain) berkata :

يُوَسِّعُ قَلْبَهُ لِلتَّوْحِيْدِ وَالإِيْمَانِ بِهِ

Diluaskan qolbunya untuk bertauhid dan beriman kepadaNya”.

- Abdulloh bin Al Miswar berkata : Rosululloh sellewlohu alaihi wa sallam membaca ayat ini. Mereka (para sohabat) bertanya : ya Rosululloh apa bentuk pelapangan yang dimaksud ayat ini? Beliau sellewlohu alaihi wa sallam bersabda : cahaya yang ditancapkan di dalam qolbu. Mereka kembali bertanya : Ya Rosululloh apakah ada tanda-tanda yang dapat dikenali? Beliau sellewlohu alaihi wa sallam bersabda : ya. Mereka bertanya kembali : apa itu ya Rosululloh? Beliau sellewlohu alaihi wa sallam menjawab :

أَلإِنَابَةُ إِلَى دَارِ الْخُلُوْدِ وَالتَّجَافِى عَنْ دَارِ الغُرُوْرِ وَالإِسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ قَبْلَ لِقَاءِ الْمَوْتِ

a. Mendekat ke negeri yang kekal (akhirat).

b. Menjauh dari negeri tipuan (dunia).

c. Mempersiapkan diri menuju kematian sebelum tiba kematian.

(Hr. Abdurrozzaq, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dengan sanad mereka yang tercantum dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir : 501 – 502)

3. Sedangkan orang yang disesatkan oleh Alloh subhanahu wa Ta`ala adalah :

- yaitu orang yang digelincirkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta`ala.

- yaitu orang yang dihalang-halangi dari jalan Alloh Subhanahu wa Ta`ala.

4. Bagaimana ciri-ciri bahwa seseorang disesatkan Alloh Subhanahu wa Ta`ala? Alloh Subhanahu wa Ta`ala menjadikan dadanya sempit dan sesak. Sempit dan sesak karena apa? Dan tentang apa?

a. Ibnu `Abbas rodiyallohu `anhuma berkata :

يَجْعَلُ اللَّهُ عَلَيْهِ الإِسْلاَمَ ضَيِّقًا وَالإِسْلاَمُ وَاسِعٌ

“Alloh menjadikan Islam sempit baginya, padahal Islam itu luas”.

b. Mujahid dan As Sudiy berkata ;

شَاكًّا

“yaitu ragu (terhadap Islam)”.

c. Ato Al Khurosani berkata :

لَيْسَ لِلْخَيْرِ فِيْهِ مَنْفَذٌ

“Tidak memiliki jendela untuk kebaikan”.

d. Ibnu Juraij berkata :

(ضَيِّقًا حَرَجًا) بِلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ حَتَّى لاَ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَدْخُلَ قَلْبَهُ

“(Sempit dan picik) terhadap La Ilaha Illalloh sehingga dia tidak sanggup memasukinya”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 501-502).

Semoga kita digolongkan Alloh Subhanahu wa Ta`ala termasuk orang – orang muslim… Amiinn.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Text

"Dengan Kemurnian Merekat Persatuan" Copyright © 2009 Community is Designed by lembaga nurul ilmi